PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan
yang memiliki lebih dari 17.504 buah pulau,dengan garis pantai membentang
sepanjang 81.000 km. Dari sejumlah pulau tersebut lebih dari 10.000 pulau
merupakan pulau-pulau kecil, bahkan sangat kecil, belum bernama dan tidak
dihuni penduduk. Pulau-pulau kecil memiliki potensi sumber daya terbarui yang
seringkali dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Potensi pulau-pulau kecil
dari segi keanekaragaman hayati, keindahan panorama alam dan budaya dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan,termasuk pariwisata[1].
pembangunan sektor pariwisata di
kabupaten bolaang mongondow memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan
diantaranya yaitu, pantai pasir putih di pulau tiga kecamatan Sangtombolang
desa Maelang. Kecamatan Sang tombolang berada disebelah utara Kabupaten Bolaang
Mongondow dengan batas wilayah sebagai berikut :
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Kecamatan Dumoga Utara.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Lolak
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara
Batas wilayah tersebut menjadi acuan untuk
perencanaan dan pengembangan kawasan wisata pantai pasir putih, dalam hal ini
saya selaku Mahasiswa Fakultas Teknik Arsitektur UNLA yang sedang mengikuti
mata kuliah untuk Tugas Akhir akan memberikan sedikit pemaparan mengenai judul Tugas
Akhir yang saya ajukan kepada dosen pembimbing, yaitu “Resort Hotel di Pulau
Tiga Kabupaten Bola’ang Mongondow”. Penulisan ini akan memaparkan mengenai perancangan
Resort Hotel di Pulau Tiga Kabupaten Bola’ang Mongondow yang memuat
permasalahan dalam konteks Tapak/Site, Maksud dan Tujuan dari Perancangan,
Deskripsi proyek Resort Hotel, perancangan Resort Hotel melalui pendekatan Tema
Arsitektur Neo-Vernakular, serta beberapa teori penunjang lainnya.

|
1.2
Permasalahan
a.
Tapak/Site
Tapak berada pada kawasan kecamatan
sangtombolang dan pulau tiga, konsep peletakan Massa bangunan terletak di
kawasan Kecamatan Sangtombolang Desa Maelang dan diantara pulau tiga. Kondisi
Tapak berkontur dengan kemiringan lereng 8% memungkinkan untuk peletakan massa
bangunan, area parkir, gazebo dan massa bangunan lainnya yang relatif mudah,
pencapaian dalam tapak atau akses sirkulasi dalam tapak yang menghubungkannya
dengan jalan utama menggunakan kendaraan dan akses pedestrian untuk pejalan
kaki, kondisi iklim di tapak yaitu terbagi atas dua musim hujan dan kemarau, serta
adanya factor yang mempengaruhi kondisi tapak seperti kecepatan angin yang
bergerak dari daratan ke lautan maupun sebaliknya. Lokasi yang berada didekat
pesisir pantai secara tidak langsung mempengaruhi vegetasi tertentu untuk
tumbuh, hanya beberapa vegetasi yang dapat tumbuh seperti pohon kelapa dan
lain-lain, hal ini karena ketidak sesuaian kondisi tanah, temperatur,
kelembaban dan faktor iklim lainnnya.
b.
Massa
Bangunan
Bentuk massa bangunan yang akan
dirancang yaitu disesuaikan dengan tema rancangan “Arsitektur Neo-Vernakular”,
dimana pemanfaatan sumber daya alam atau material untuk bangunan sebagian besar
menggunakan produk atau material lokal dengan pendekatan terhadap beberapa
teori arsitektur penunjang lainnya, untuk konsep exterior bangunan khusunya
Hotel menggunakan struktur tambahan sebagai pengaku, konsep bentuk bangunan
vertical ini mengikuti pola ombak yang landai serta penggunaan material yang
tanggap terhadap lingkungan.Sirkulasi dalam gedung hotel dan beberapa bangunan
penunjang lainnya terintegrasi secara terpusat agar pola sirkulasi dalam tapak
maupun bangunan saling terhubung satu sama lain, terutama jalur sirkulasi
servis dikonsepkan agar tidak memakai jalur sirkulasi kendaraan lainnya.
c.
Pengguna
Bangunan Resort Hotel
Pengguna Resort Hotel nantinya adalah
wisatawan Lokaldan wisatawan Asing , hal ini secara tidak langsung akan diamati
oleh masyarakat sekitar kecamatan sangtombolang yang akan memandang baik
buruknya adanya proyek obyek pariwisata Resort Hotel
ini. Dengan adanya hal semacam ini pemerintah daerah dapat melibatkan peran
serta masyarakat sekitar untuk ikut dalam pembangunan proyek ini, seperti
adanya wira usaha yang bergerak dibidang perdagangan, jasa transportasi, ketenagakerjaan
dan lain sebagainya.Pengguna kawasan Resort Hotel ini nantinya dua tipe
pengguna, yaitu tamu yang datang dan menginap dan kedua tamu yang datang hanya
untuk liburan dan rekreasi tidak lebih dari sehari.
1.3
Maksud
dan Tujuan
a.
Maksud
·
Merencanakan dan merancang kawasan
Resort Hotel di Pulau Tiga Kabupaten Bola’ang Mongondow yang mengedepankan
konsep organis melalui pendekatan teori arsitektur Neo-Vernakular.
·
Dapat diterapkannya ilmu arsitektur pada
perencanaan dan perancangan Resort Hotel di Pulau Tiga Kabupaten Bolaang
Mongondow dengan manggunakan beberapa landasan teori arsitektur sebagai bahan
acuan maupun referensi dalam merancang.
b.
Tujuan
·
Tujuan dalam perencanaan dan perancangan
Resort Hotel di Pulau Tiga Kabupaten Bolaang Mongondow yaitu mengumpulkan data
fisik maupun non-fisik di kawasan obyek wisata Resort Hotel di Pulau Tiga
Kabupaten Bolaang Mongondow kemudian merumuskan metoda untuk pemecahan masalahnya
dan memperbarui potensi kawasan tersebut agar dapat menghasilkan rancangan yang
sesuai dengan judul dan tema perancangan.
TINJAUAN
PROYEK
2.1
Deskripsi
Proyek
Nama Proyek………………………………
|
:
|
Resort Hotel
|
Sifat Proyek……………………………….
|
:
|
Fiktif
|
Skala Proyek………………………………
|
:
|
Kab. Bolaang Mongondow Pada Khususnya, Indonesia
Pada Umumnya
|
Lokasi……………………………………..
|
:
|
Provinsi Sulawesi Utara Kab. Bola’ang Mongondow
Kec. Sangtombolang Desa Maelang.
|
Sasaran Proyek…………………………….
|
:
|
Wisatawan dalam dan luar negeri
|
Pemilik Proyek…………………………….
|
:
|
Pemerintah
|
Luas Lahan………………………………...
|
:
|
19.9 Ha
|
|
|
|
|
|
|
2.1.1
Pengertian
Judul
Dalam penulisan Abstraksi Tugas
Akhir ini saya memilih judul “Resort
Hotel di Pulau Tiga Kabupaten Bola’ang Mongondow” sebagai judul tugas akhir
yang nantinya akan diajukan guna memenuhi persyaratan Tugas Akhir. Judul yang
telah dipaparkan tersebut mempunyai pengertian sebagai berikut :
·
Resort
Resortmerupakan
suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang diluar tempat
tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga
serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan
yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan
serta keperluan usaha lainnya[3].
·
Hotel
Hoteladalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola
secarakomersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan
penginapan, berikut makan dan minum[4]. Pendapat para Ahli yang
lain mendefinisikan Hotelyaitu bangunan yang
bersifat bisnis untuk penginapan atau diam beberapa waktu dengan tarif
tertentuserta penginapan
yang terdiri dari beberapa kamar[5].
2.1.2
Pengertian
Tema
Tema yang di angkat pada penulisan
Abstraksi Tugas Akhir ini yaitu “Arsitektur Neo-Vernakular”, tema ini nantinya
akan dipakai sebagai landasan teori dalam perencanaan dan perancangan Resort
Hotel di Pulau Tiga Kabupaten Bola’ang Mongondow. Berikut merupakan pengertian
dari Arsitektur Neo-Vernakular :
·
Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu
dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup
merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro
yaitu perencanaan kota, perancangan kota, arsitektur lansekap hingga ke level mikro yaitu desain bangunan,
desain perabot, dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil hasil
proses perancangan tersebut[6].
·
Neo-Vernakular
Neo
berasal dari bahasa yunani dan digunakan sebagai fonim yang berarti baru. Jadi neo-vernacular
berarti bahasa setempat yang di ucapkan dengan cara baru, arsitektur neo-vernacular
adalah suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik
(bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosopi, tata ruang) dengan
tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh
sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju
suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai
tradisi setempat[7].
·
Pengertian
Umum Tema
Jadi
dapat disimpulakan bahwa Arsitektur Neo-Vernakular merupakan konsep perencanaan
dan perancangan sebuah kawasan atau bangunan yang mengadaptasi unsur kebudayaan
setempat dengan menerapakan system kebudayaan lokal yang telah ada dan
diperbarui kembali dengan gaya arsitektur yang modern atau langgam arsitektur
sekarang terhadap perencanaan dan perancangan bangunan maupun dalam skala
kawasan.
2.1.3
Teori
– Teori Penunjang
Teori
– teori penunjang lainnya yang dapat dipakai atau yang terkait dalam penyusunan
penulisan Abstraksi Tugas Akhirmaupun penerapannya dalam desain Resort Hotel,
yaitu sebagai berikut :
·
Arsitektur
Tradisional
Pengertian
arsitektur tradisional sering juga disamakan dengan arsitektur vernakular .Pada
prinsipnya terminology tradisional diartikan sebagai suatu tindakan yang
dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Bangunan tradisional
selain menerapkan unsur lokal bangunan tradisional juga memiliki unsur
Arsitektur elite/modern, yang
dicirikan dari gaya (langgam) yang sengaja dimasukan oleh seorang arsitek
professional untuk estetik yang melampaui kebutuhan fungsional sebuah bangunan[8].
·
Arsitektur
Tropis
indonesia merupakan negara yang
memilik dua kondisi iklim yang berbeda
yaitu tingkatcurah hujan yang banyak dan tingkat intensitassinar matahari yang
tinggi yang terjadi pad bulan - bulan tertentu, Tropis merupakan kata yang
berasal dari bahasa Yunani, yaitu “tropikos” yang berarti garis balik yang
meliputi sekitr 40% dari luas seluruh permukaan bumi. Garis-garis balik ini
adalah garis lintang 23°27’ Utara dan Selatan. Daerah tropis didefinisikan
sebagai daerah yang terletak diantara garis isotherm 20° di sebelah bumi Utara
dan Selatan.Dengan kata lain, arsitektur tropis merupakan arsitektur yangberada
di daerah tropis dan telah beradaptasidengan iklim tropis, baik dari konsep
lingkungannya atau tapaknya maupun konsep bangunannya.
·
Arsitektur
Organik
Menurut Frank Lloyd Wright
Arsitektur Organik merupakan karakter yang sesuai, adalah arsitektur yangtidak
dapat dielakkan dari organik. Maknadari suatu bangunan akan terekspresi
secarajelas dengan objektif – apakah itu pertokoan,apartemen, bank, gereja,
hotel, pabrik,sirkus, atau sekolah. Hal ini berartikesesuaian yang sama dari
perancanganyang imajinatif untuk tujuan manusia yangspesifik dengan penggunaan
alami daribahan-bahan alam atau sintetis dan metodeyang sesuai untuk konstruksi[9].
[1]
Data Laporan Akhir, Perencanaan Obyek Wisata Pulau Tiga Kab. Bolaang Mongondow
Hal.3
[2]
Data Laporan Antara, Perencanaan Obyek Wisata Pulau Tiga Kab. Bolaang Mongondow
Hal.25
[3]Dirjen Pariwisata (1988:13)
[4]Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW –
301/Phb. 77, tanggal
12
Desember 1977
[5](W.J.S.Poerwadarminta
, Kamus Umum Bahasa Indonesia , PN Balai Pustaka , Jakarta1976 )
[6]Arsitektur, Wikipedia
[7]ahluldesigners.blogspot.com/2012/08/arsitektur-neo-vernakular
[8]Ir.
Marcus L. Gartiwa dan Dr. Ir. Iwan Sudrajat, M.Arch. Morfologi Bangunan Dalam
Konteks Kebudayaan, Hal.42
[9]Siti Rukayah, Penekanan Desain
Arsitektur Organik; Ir (UNDIP), MT. (UNDIP))
Staf Pengajar Jur. Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
0 komentar:
Post a Comment