Archibuana. Powered by Blogger.
RSS

Archimasi





PUSAT PERBELANJAAN DAN REKREASI
Dwinienda Anggitha

Abstrak
Pusat perbelanjaan merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat di era modern ini guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring berkembangnya perekonomian, menuntut terpenuhinya kebutuhan disamping kebutuhan primer, yakni kebutuhan sekunder serta tertier. Masyarakat diperkotaan sekarang ini mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan selain untuk berbelanja memenuhi kebutuhan pokok, juga bertujuan mencari hiburan, terutama di akhir pekan dan pada hari-hari libur bersama keluarga. Juga para remaja yang mengunjungi kawasan perbelanjaan dan rekreasi untuk mengisi waktu luag bersama teman-teman.
Hal ini diakibatkan dari pulihnya sector perekonomian pasca krisis ekonomi. Maka meningkatnya penghasilan masyarakat dan meningkat pula kebutuhannya. Mungkin saat ini sudah menjamur pusat-pusat perbelanjaan dengan fasilitas rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Dan hal ini mengakibatkan kemacetan pada hari-hari libur dan akhir pekan. Dikarenakan pengunjungnya tidak hanya datang dari daerah setempat namun juga dari luar-luar daerah seperti kota-kota kecil disekitarnya. Ini terjadi karena kebutuhan masyarakat daerah kota kecil yang juga meningkat dan pendapatannya yang juga meningkat, namun pada kota-kota kecil tidak adanya fasilitas pusat perbelanjaan yang didukung oleh rekreasi sehingga masyarakat kota kecil memilih mengunjungi kota-kota besar sekedar untuk berbelanja dan rekreasi.
Factor-faktor yang mempengaruhi peingkatan pengunjung untuk memenuhi kebutuhan pokok dan entertainment :
·         Sarana perbelanjaan yang dilengkapi arena berekreasi
·         Fasilitas penunjang yang baik dan cukup memadai
·         Area parkir yang luas dan aman
·         Sirkulasi indoor maupun outdoor yang berkarakter rekreatif, menciptakan suasana berbeda saat berbelanja







·         Sirkulasi yang aman, nyaman, serta menyenangkan bagi kalangan dari berbagai usia serta keterbatasan, dll

Dari kesimpulan-kesimpulan tersebut diatas, muncul pemikiran dalam penyediaan pusat perbelanjaan dan rekreasi di kota-kota kecil yang saat ini meningkat perekonomian dan kebutuhannya. Selain bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat kota kecil, hal ini juga bertujuan mengurangi kepadatan di kota-kota besar dan kemacetan antar kota yang sering terjadi pada hari-hari tertentu. Juga untuk membantu pemasukan pemerintah setempat dari para investor-investor.

I.                   PENDAHULUAN
Bertumbuh pesatnya sector pembangunan property dibidang perniagaan. Hal ini diakibatkan dari membaiknya perekonomian, sejak terjadinya krisis ekonomi.
Maraknya bisnis property komersial seperti pusat perbelanjaan di kota-kota besar di Indonesia cukup fantastis. Hampir setiap pusat-pusat perbelanjaan dan perdagangan ramai dikunjungi masyarakat baik local maupun dari luar daerah. Melihat kenyataan ini membuka peluang baik untuk usaha komersil dengan mengharapkan keuntungan selain itu juga dapat membantu fasilitas kota dan menghidupkan kegiatan kota dalam bidang perekonomian. Namun tidak halnya dengan kota-kota kecil yang tidak ditemui pusat-pusat perbelanjaan. Sehingga masyarakat daerah kota-kota kecil rela ke luar kota hanya untuk mencari pusat perbelanjaan dan sekedar hiburan.
Mungkin saat ini pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar sudah menjamur dan mencukupi dengan beragam tingkatan kelas. Banyaknya pusat perbelajaan ini dapat disimpulkan bahwa perekonomian masyarakat mulai membaik. Pulihnya perekonomian setelah krisis ekonomi adalah pulihnya juga pendapatan masyarakat, sehingga mengakibatkan daya beli masyarakat meningkat tidak hanya memenuhi kebutuhan primer saja, tetapi juga sekunder dan tersier.





Budaya masyarakat yang menjadikan sarana perbelanjaan sebagai sarana hiburan juga. Sehingga pusat-pusat perbelanjaan akan ramai dikunjungi pada akhir pekan dan hari-hari libur. Hal ini di permudah oleh pusat-pusat perbelanjaan yang bertambah banyak, dan juga ditunjang dengan sarana transportasi yang memadai sehingga sangat memudahkan para konsumen mencapai pusat-pusat perbelanjaan tersebut.
Saat ini masyarakat dengan pendapatan yang lebih baik, menjadikan tempat perbelanjaan juga sebagai tempat rekreasi, sarana menghabiskan waktu bersama keluarga terutama diakhir pecan yang sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat local maupun dari luar daerah. Dikota-kota besar saat ini sudah menjamur tempat perbelanjaan yang juga menyediakan area untuk rekreasi baik indoor maupun outdoor. Namun tidak hal nya dengan kota-kota kecil, didaerah lebih banyak terdapat supermarket tanpa ada fasilitas rekreasi. Hal ini menyebabkan meningkatnya masyarakat dikota-kota kecil berbondong-bondong menuju kota-kota besar sekedar belanja dan berekreasi.





Melihat perkembangan masyarakat daerah saat ini kearah yang lebih maju, dengan kebutuhan serta penghasilan yang juga meningkat. Memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tertier yang saat ini sama pentingnya, maka tercetus ide untuk merencanakan pembangunan pusat perbelanjaan didaerah seperti dikota-kota besar dengan fasilitas selain berbelanja namun juga dapat berekreasi.
Tujuan dari perencanaan pusat perbelanjaan dan rekreasi ini adalah :
·         Menyediakan fasilitas berbelanja dengan juga menyediakan arena rekreasi yang lengkap bagi pengunjung dikota-kota kecil. Yang selama ini hanya didapat dari kota-kota besar, namun tetap disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan para masyarakat di daerah.
·         Selain itu juga menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar, dan mengundang para investor untuk menginvestasikan guna membantu peningkatan perekonomian pemerintah setempat.
·         Menghasilkan income lebih selain dari perbelanjaan, namun juga arena rekreasi.
·         Mengurangi kemacetan pada akhir pecan dan hari-hari libur. Yang selalu terjadi antar kota besar dan kecil.
·         Memberikan nuansa baru bagi pengunjung yang ingin berbelanja, namun juga ingin berekreasi atau hanya sekedar cuci mata. Terutama keluarga dan para remaja.
Pusat perbelanjaan dan rekreasi ini disediakan untuk masyarakat setempat serta juga menarik pengunjung dari luar, guna menambah income yang lebih. Dan juga menarik para investor yang ingin berinvestasi.






Masalah
Masalah yang terjadi adalah Bagaimana merencanakan dan merancang pusat perbelanjaan dan rekreasi di kota kecil, dan penyesuaian antara kebutuhan serta penghasilan masyarakatnya.
Bagaimana merencanakan dan merancang pusat perbelanjaan yang selain tujuan belanja namun bisa berekreasi. yang memiliki sasaran pengunjung para keluarga dan remaja yang ingin mengahbiskan waktu untuk berkumpul.
Bagaimana merencanakan dan merancang pusat perbelanjaan dengan berkarakter rekreatif.

Batasan Maslah
Batasan masalah Pada perencanaan pusat perbelanjaan dan rekreasi ini akan difokuskan pada fisik bangunan namun tetap memperhatikan lingkungan sekitar. Dan juga fasade-fasade bangunan yang bersifat rekreatif guna menarik pengunjung. Serta difokuskan pada sirkulasi dan batasan-batasan jelas antara area rekreasi dan are perbelanjaannya.

Perumusan Masalah
Untuk merencanakan fasilitas pusat perbelanjaan dan rekreasi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan luar daerah yang ditujukan bagi keluarga, para remaja tanpa batasan usia, agar tetap aman dan nyaman maka tetap memperhatikan sarana sirkulasi dan informasi. Memenuhi kebutuhan pengunjung dengan fasilitas-failitas yang lengkap agar terpenuhi kebutuhan jasmani serta rohaninya. Memperhatikan interior dan eksterior yang rekreatif, menciptakan suasana yang beda saat berbelanja dan juga memanfaatkan sarana rekreasinya






Deskripsi Proyek

Pengertian Pusat Perbelanjaan
·         Pusat menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah tempat yg letaknya di bagian tengah, pokok pangkal atau yg menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb)
·         Perbelanjaan adalah hal yang berhubungan dengan uang untuk keperluan biaya. Menampung sekelompok pedagang eceran dan pedagang jasa dalam suatu manajemen yang terorganisir.

Dapat disimpulkan bahwa pusat perbelanjaan adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari pusat perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani. Didalamnya terdapat fasilitas seperti sarana hiburan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perekonomian penduduk wilayah setempat.
Konfigurasi umum pusat perbelanjaan contohnya adalah gedung tertutup dan pasar terbuka.

Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
a. Jenis Shopping Center berdasarkan lingkup atau skala pelayanannya dan total luas area dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu :
 (Shopping Centers, Planning, Development & Administration, Edgar Lion P.Eng )







·         Neighbourhood Shopping Center ( Pusat Perbelanjaan lokal/ lingkungan)
Shopping Center jenis ini biasanya menekankan pada pelayanan barang kebutuhan sehari-hari. Luas lantai penjalan (Gross leaseble Area- GLA ) 30.000 sq.ft sampai 100.000 sq.ft (2.870 m sampai 9.290 m ) dengan tingkat pelayanan antara 5.000 penduduk sampai dengan 40.000 penduduk (skala lingkungan radius 5 mil).Lokasi berada pada jalan utama lingkungan,mengelompok dengan pusat perdagangan lingkungan.Serta mewadahi 5 – 25 toko eceran, supermaket merupakan penyewa ruang utama serta dilengkapi dengan ruang untuk perdagangan jasa.


·         Community Shopping Center ( Pusat Perbelanjaan Kawasan Wilayah )
Melayani jenis barang yang lebih luas GLA pada range 100.000 sq.ft sampai 300.000 sq.ft (9.290 m sampai 27.870 m) tingkat pelayanan 40.000 penduduk sampai 150.000 penduduk (skala wilayah).Mewadahi 15 – 50 toko yang terdiri dari junior department store, supermarket, convience store, kantor dan bank ( ATM ).
·         Regional Shopping Center  ( Pusat Perbelanjaan Berskala Kota )
Regional Shopping Center  (skala kota) mempunyai kriteria jangkauan pelayanan 150.000 – 400.000 jiwa atau lebih penduduk, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti Departemen store,  supermarket , shop cinema, bank, toko-toko eceran, variety shop, convience store, restaurant dan sebagainya. GLA pada rnge 300.000 sq.ft sampai 1.000.000 sq.ft (27.870 m2 sampai 92.990 m2 ) terletak pada tempat yang strategis dngan lokasi perkantoran, rekreasi dan kesenian serta pencapaian dengan kendaraan memakan waktu maksimal 25 menit.







b. Dilihat dari jenis barang yang dijual ( Design for Shopping Centers, Nadine Beddington ).
·         Demand (permintaan), yaitu yang menjual kebutuhan sehari-hari yang juga merupakan kebutuhan pokok.
·         Semi Demand (setengah permintaan), yaitu yang menjual barang-barang untuk kebutuhan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
·         Impuls (barang yang menarik), yaitu yang menjual barang-barang mewah yang menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu untuk membelinya.
·         Drugery, yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti sabun, parfum dan lain-lain.

c. Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan
Sistem Banyak Koridor
·         Terdapat banyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada penekanan, sehingga semua dianggap sama, yang strategis hanya bagian depan / yang dekat dengan enterance saja.
·         Efektifitas pemakaian ruangnya sangat tinggi.
·         Terdapat pada pertokoan yang dibangun sekitar tahun 1960-an di Indonesia.





Sistem Plaza
·         Terdapat plaza / ruang berskala besar yang menjadi pusat orientasi kegiatan dalam ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk efisiensi ruang.
·         Mulai terdapat hierarki dari lokasi masing-masing toko, lokasi strategis berada di dekat plaza tersebut, mulai mengenal pola vide & mezanin.
Sistem Mall
·         Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang menghadap dua atau lebih magnet pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam ukuran besar dapat berkembang menjadi sebuah atrium.
·         Jalur itu akan menjadi sirkulasi utama, karena menghubungkan dua titik magnet atau anchor yang membentuk sirkulasi utama.
d. Unsur-Unsur Pusat Perbelanjaan
Didalam pusat perbelanjaan terdapat beberapa unsur yang terbentuk dari elemen-elemen. ( Design for Shopping Centers, Nadine Beddington ).

·         Anchor (magnet).
Yang fungsinya sebagai land mark, wujudnya berupa plaza dalam shopping center.
·         Secondary Anchor.
Wujudnya berupa toko-toko pengecer, retail store, supermarket, superstore, dan bioskop.






·         Street Mall
Merupakan perwujudan dari pelestarian yang berfungsi sebagai penghubung antar magnet.
·         Landscaping (taman).
Merupakan taman sebagai pembatas antara pusat perbelanjaan dengan lingkungan sekitar.
e. Berdasarkan  cara pelayanan dalam perdagangan. (Design for Shopping Centers, Nadine Beddington ).
·         Personal Service
Sistem pelayanan dengan cara menawar, antara pedegang dan   konsumen terpisah jelas.
·         Self Service System
Sistem memilih dan melayani sendiri menuju kasir untuk pembayaran lalu membawa sendiri kebutuhannya. Sistem ini menuntut sistem keamanan yang tinggi, terutama dalam hal pengawasan terhadap barang.
·         Self Selection
hanya ada beberapa karyawan toko yang akan melayani pembeli.
·         Self Service
konsumen mengambil dan melayani dirinya sendiri, menuju kasir, membayar lalu membawa kebutuhannya sendiri. Sistem ini menurut keamanan yang tinggi terutama dalam pengawasan.






·         Order System
Konsumen dan pedagang tidak bertemu secara langsung, pemesanan barang melalui sarana komunikasi telepon, surat atau jaringan internet.
Pada hakekatnya, klasifikasi pusat perbelanjaan adalah suatu bentuk pembinaan yang bertujuan untuk mengetahui kualitas pusat perbelanjaan, untuk dapat ditetapkan penggolongan kelasnya. Klasifikasi pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi:
pusat pebelanjaan dapat diklasifikasikan menjadi. (Menurut Gibberd Frederict (1959:128-133)),
·         Pasar (market)
Rangkaian petak/stand dengan warung/both yang diatur berderetan pada ruang terbuka atau tertutup.
·         Toko Berjejer (Shopping street)
Merupakan deretan toko-toko disepanjang sisi jalan dengan pencapaian langsung dari jalan.
·         Area Perbelanjaan (Shopping Precient)
Komplek pertokoan dengan toko-toko menghadap ruang terbuka yang bebas dari kendaraan.
·         Toko Serba Ada (Departement Store)
Merupakan toko yang menyediakan segala macam kebutuhan dari kebutuhan primer sampai kebutuhan pelengkap. Perletakan barang memiliki tata letak yang khusus untuk memudahkan sirkulasi. Luas lantai 10.000 – 20.000 m2.
·         Pasar Swalayan (Supermarket)
Merupakan suatu pertokoan yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari, dengan sistem self service dan area penjualan bahan makanan tidak lebih dari 15% dari seluruh area penjualan. Luas lantai 1.000 – 2.500 m2.





·         Pusat Perbelanjaan (Shopping Center)
Merupakan perkembangan bentuk dan gabungan dari dua jenis tempat perbelanjaan (Departement Store dan Supermarket). Letaknya strategis dengan area yang relatif cukup luas.

Definisi rekreasi
 Rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu “ creature “ yang berarti mencipta, lalu diberi awalan “ re “ yang sehingga berarti “ pemulihan daya cipta atau penyegaran daya cipta”. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan diwaktu senggang (leasuretime). Leasure berasal dari kata “licere” (latin) yang berarti diperkenankan menikmati saat-saat yang bebas dari kegiatan rutin untuk memulihkan atau menyegarkan kembali.
·         Rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan penyegaran kembali tubuh dan pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan; piknik. Sedangkan rekreatif berarti bersifat rekreasi.
·         Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan kembali fisik dan mental dari kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mempertinggi daya kreasi manusia dalam mencapai keseimbangan bekerja dan beristirahat.
·         Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan.
·         Rekreasi adalah penyegaran bagi kekuatan dan semangat setelah bekerja keras.
·         Rekreasi adalah kegiatan di waktu luang atau santai.

Dari penjelasan masing-masing di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian rekreasi adalah “ aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang yang bertujuan untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (baik secara individual maupun secara kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia”.




Tipe-tipe tempat dan Bangunan Rekreasi

Menurut Recreation Development Hand Book adalah :

Resort/residential community
·         Resort : tempat tujuan dengan waktu singkat yang menyediakan bermacam-macam aktifitas rekreasi, seperti : penginapan, makan/minum, dan pertunjukan dengan latar belakang susunan dari mewah sampai primitif.
·         Tujuannya adalah memberikan variasi yang tidak ada batasnya dari pengalaman rekreasi dan ditujukan juga bagi sekelompok besar wisatawan.
·         Bentuknya berupa hotel atau motel di pinggir air, di pegunungan, dan tempat pemandian.
·         Dibangun daerah rekreasi yang bernuansa alami, cenderung tradisional,misalnya dalam bentuk air, kontur, tanah, dan iklim.
·         Mempunyai jangka waktu operasional yang panjang.


Menurut Bovy dan Lawson (1977) dalam a Handbook of Physical Planning, aktifitas rekreasi dikelompokkan dalam 5 kategori :
·         Kegiatan yang dilakukan di dalam dan sekeliling rumah, seperti menonton TV, membaca, mendengarkan musik, berkebun, dan sebagainya.
·         Kegiatan dengan interaksi sosial seperti menonton film di bioskop, berbelanja, makan di restoran, kunjungan keluarga, dan sebagainya.
·         Kegiatan yang melibatkan seni budaya (kunjungan pameran seni, teater, konser musik).
·         Kegiatan olahraga, seperti berenang, bola kaki, voli, golf, dan sebagainya.
·         Kegiatan outdoor tidak resmi, seperti jalan-jalan, piknik, dan sebagainya.






Table Kebutuhan Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki
(Penataan Ruang Nasional, Ir. Iman Soedradjat, MPM)

fasilitas
aksesbilitas
keselamatan
kenyamanan
keindahan
kemudahan
interaksi
Prasarana
Ruang Pejalan Kaki
Harus dapat diakses
oleh semua pejalan
kaki termasuk yang
memiliki keterbatasan fisik
Ruang pejalan kaki
terpisah dari jalur
lalu lintas
kendaraan dan
memiliki ketinggian berbeda.
Jalur memiliki lebar
yang nyaman (min 1,5
m).
Jalur pejalan kaki
memiliki permukaan
yang tidak licin
Ruang pejalan kaki memiliki
material penutup tanah yang
berpola dan memiliki daya
serap tinggi.
􀂃 Jalur mudah dicapai
dan tidak terhalangi
oleh apapun;
􀂃 Jalur harus menerus dari titik ke titik lainnya
Jalur memiliki titik -
titik untuk dapat
interaksi sosial
lengkap dengan
fasilitasnya .
Perabot
Ruang
Pejalan Kaki
(Street
furniture)
Perabot ruang pejalan
kaki terletak pada lokasi
yang mudah dijangkau
Terletak pada titik -
titik yang aman dari
lalulintas kendaraan
􀂃 Memiliki tingkat
kenyamanan yang
tinggi dengan bahan
yang sesuai dengan
kebutuhan.
􀂃 Tata letaknya tidak
mengganggu alur
pejalan kaki.
Desain dapat mewakili
karakter lokal lingkungan,
sehingga memiliki kualitas
estetika yang baik.
Terletak pada titik
yang mudah untuk
dicapai.
Terletak pada titik -
titik interaksi sosial
agar dapat
memenuhi
kebutuhan aktifitas
sosial kota.
Tata
Informasi
(Signage)
Tata informasi harus
dapat terlihat dengan
mudah.
Terletak pada titiktitik
yang aman dari
tindakan
vandalisme.
Tata letaknya tidak
menggangu alur pejalan
kaki.
Desain dapat mewakili
karakter lokal lingkungan,
sehingga memiliki kualitas
estetika yang baik.
Terletak pada lokasi
yang mudah untuk
dilihat.
Signage papan
reklame dapat
diletakkan pada titik
interaksi sosial agar
dapat memenuhi
kebutuhan ekonomi
kawasan.
Ramp dan
marka
penyandang
cacat
(difable)
Harus dapat digunakan
oleh penyandang cacat
dalam me ncapai
tujuan.
Ramp dan marka
terletak pada lokasi
yang aman dari
sirkulasi kendaraan.
Memiliki derajat
kemiringan yang sesuai
standar kenyamanan
(1:12).
Memiliki penanda khusus
berupa pagar pembatas
ataupun garis berwarna.
Terletak pada titik
strategis pada arus
pedestrian padat.
Ramp dan marka
difable mengarah
pada titik
interaksi sosial.
Jalur hijau
Pemilihan jenis
tanaman yang dapat
berguna sebagai
penunjuk arah.
Terletak antara jalur
pejalan kaki dan
kendaraan.
Memiliki vegetasi peneduh
pejalan kaki untuk
penurun iklim mikro.
Memiliki vegetasi dekoratif
yang meningkatkan nilai
estetika ruang.
Vegetasi juga berupa
pengarah pada ruang
pejalan kaki
Vegetasi peneduh
yang lebih banyak
terletak pada titik
interaksi sosial.
Drainase
Drainase harus tidak
mudah terlihat oleh
pejalan kaki.
Jaringan drainase
tidak boleh
mengganggu
permukaan ruang
pejalan kaki
Jaringan drainase harus
selalu terpelihara
kebersihannya agar tidak
mengganggu aktifitas
pejalan kaki
Material penutup pada
jaringan drainase harus
selalu terpelihara
kebersihannya.
Jaringan drainase
memiliki titik -titik akses
pemeliharaan yang
mudah dijangkau.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment