PUSAT
PERBELANJAAN DAN REKREASI
Dwinienda Anggitha
Abstrak
Pusat perbelanjaan merupakan salah
satu fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat di era modern ini guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Seiring berkembangnya perekonomian, menuntut terpenuhinya
kebutuhan disamping kebutuhan primer, yakni kebutuhan sekunder serta tertier.
Masyarakat diperkotaan sekarang ini mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan selain
untuk berbelanja memenuhi kebutuhan pokok, juga bertujuan mencari hiburan,
terutama di akhir pekan dan pada hari-hari libur bersama keluarga. Juga para
remaja yang mengunjungi kawasan perbelanjaan dan rekreasi untuk mengisi waktu
luag bersama teman-teman.
Hal ini diakibatkan dari pulihnya
sector perekonomian pasca krisis ekonomi. Maka meningkatnya penghasilan
masyarakat dan meningkat pula kebutuhannya. Mungkin saat ini sudah menjamur
pusat-pusat perbelanjaan dengan fasilitas rekreasi di kota-kota besar di
Indonesia. Dan hal ini mengakibatkan kemacetan pada hari-hari libur dan akhir
pekan. Dikarenakan pengunjungnya tidak hanya datang dari daerah setempat namun
juga dari luar-luar daerah seperti kota-kota kecil disekitarnya. Ini terjadi
karena kebutuhan masyarakat daerah kota kecil yang juga meningkat dan
pendapatannya yang juga meningkat, namun pada kota-kota kecil tidak adanya
fasilitas pusat perbelanjaan yang didukung oleh rekreasi sehingga masyarakat
kota kecil memilih mengunjungi kota-kota besar sekedar untuk berbelanja dan
rekreasi.
Factor-faktor yang mempengaruhi
peingkatan pengunjung untuk memenuhi kebutuhan pokok dan entertainment :
·
Sarana
perbelanjaan yang dilengkapi arena berekreasi
·
Fasilitas
penunjang yang baik dan cukup memadai
·
Area
parkir yang luas dan aman
·
Sirkulasi
indoor maupun outdoor yang berkarakter rekreatif, menciptakan suasana berbeda
saat berbelanja
·
Sirkulasi
yang aman, nyaman, serta menyenangkan bagi kalangan dari berbagai usia serta
keterbatasan, dll
Dari
kesimpulan-kesimpulan tersebut diatas, muncul pemikiran dalam penyediaan pusat
perbelanjaan dan rekreasi di kota-kota kecil yang saat ini meningkat
perekonomian dan kebutuhannya. Selain bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat
kota kecil, hal ini juga bertujuan mengurangi kepadatan di kota-kota besar dan
kemacetan antar kota yang sering terjadi pada hari-hari tertentu. Juga untuk
membantu pemasukan pemerintah setempat dari para investor-investor.
I.
PENDAHULUAN
Bertumbuh
pesatnya sector pembangunan property dibidang perniagaan. Hal ini diakibatkan
dari membaiknya perekonomian, sejak terjadinya krisis ekonomi.
Maraknya
bisnis property komersial seperti pusat perbelanjaan di kota-kota besar di
Indonesia cukup fantastis. Hampir setiap pusat-pusat perbelanjaan dan
perdagangan ramai dikunjungi masyarakat baik local maupun dari luar daerah.
Melihat kenyataan ini membuka peluang baik untuk usaha komersil dengan
mengharapkan keuntungan selain itu juga dapat membantu fasilitas kota dan
menghidupkan kegiatan kota dalam bidang perekonomian. Namun tidak halnya dengan
kota-kota kecil yang tidak ditemui pusat-pusat perbelanjaan. Sehingga
masyarakat daerah kota-kota kecil rela ke luar kota hanya untuk mencari pusat
perbelanjaan dan sekedar hiburan.
Mungkin
saat ini pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar sudah menjamur dan mencukupi
dengan beragam tingkatan kelas. Banyaknya pusat perbelajaan ini dapat
disimpulkan bahwa perekonomian masyarakat mulai membaik. Pulihnya perekonomian
setelah krisis ekonomi adalah pulihnya juga pendapatan masyarakat, sehingga
mengakibatkan daya beli masyarakat meningkat tidak hanya memenuhi kebutuhan
primer saja, tetapi juga sekunder dan tersier.
Budaya
masyarakat yang menjadikan sarana perbelanjaan sebagai sarana hiburan juga.
Sehingga pusat-pusat perbelanjaan akan ramai dikunjungi pada akhir pekan dan
hari-hari libur. Hal ini di permudah oleh pusat-pusat perbelanjaan yang
bertambah banyak, dan juga ditunjang dengan sarana transportasi yang memadai
sehingga sangat memudahkan para konsumen mencapai pusat-pusat perbelanjaan
tersebut.
Saat
ini masyarakat dengan pendapatan yang lebih baik, menjadikan tempat
perbelanjaan juga sebagai tempat rekreasi, sarana menghabiskan waktu bersama
keluarga terutama diakhir pecan yang sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat
local maupun dari luar daerah. Dikota-kota besar saat ini sudah menjamur tempat
perbelanjaan yang juga menyediakan area untuk rekreasi baik indoor maupun
outdoor. Namun tidak hal nya dengan kota-kota kecil, didaerah lebih banyak
terdapat supermarket tanpa ada fasilitas rekreasi. Hal ini menyebabkan meningkatnya
masyarakat dikota-kota kecil berbondong-bondong menuju kota-kota besar sekedar
belanja dan berekreasi.
Melihat
perkembangan masyarakat daerah saat ini kearah yang lebih maju, dengan
kebutuhan serta penghasilan yang juga meningkat. Memenuhi kebutuhan primer,
sekunder dan tertier yang saat ini sama pentingnya, maka tercetus ide untuk
merencanakan pembangunan pusat perbelanjaan didaerah seperti dikota-kota besar
dengan fasilitas selain berbelanja namun juga dapat berekreasi.
Tujuan
dari perencanaan pusat perbelanjaan dan rekreasi ini adalah :
·
Menyediakan fasilitas berbelanja dengan
juga menyediakan arena rekreasi yang lengkap bagi pengunjung dikota-kota kecil.
Yang selama ini hanya didapat dari kota-kota besar, namun tetap disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan para masyarakat di daerah.
·
Selain itu juga menciptakan lapangan
kerja bagi penduduk sekitar, dan mengundang para investor untuk
menginvestasikan guna membantu peningkatan perekonomian pemerintah setempat.
·
Menghasilkan income lebih selain dari
perbelanjaan, namun juga arena rekreasi.
·
Mengurangi kemacetan pada akhir pecan
dan hari-hari libur. Yang selalu terjadi antar kota besar dan kecil.
·
Memberikan nuansa baru bagi pengunjung
yang ingin berbelanja, namun juga ingin berekreasi atau hanya sekedar cuci
mata. Terutama keluarga dan para remaja.
Pusat perbelanjaan dan
rekreasi ini disediakan untuk masyarakat setempat serta juga menarik pengunjung
dari luar, guna menambah income yang lebih. Dan juga menarik para investor yang
ingin berinvestasi.
Masalah
Masalah
yang terjadi adalah Bagaimana merencanakan dan merancang pusat perbelanjaan dan
rekreasi di kota kecil, dan penyesuaian antara kebutuhan serta penghasilan
masyarakatnya.
Bagaimana
merencanakan dan merancang pusat perbelanjaan yang selain tujuan belanja namun
bisa berekreasi. yang memiliki sasaran pengunjung para keluarga dan remaja yang
ingin mengahbiskan waktu untuk berkumpul.
Bagaimana
merencanakan dan merancang pusat perbelanjaan dengan berkarakter rekreatif.
Batasan
Maslah
Batasan
masalah Pada perencanaan pusat perbelanjaan dan rekreasi ini akan difokuskan
pada fisik bangunan namun tetap memperhatikan lingkungan sekitar. Dan juga
fasade-fasade bangunan yang bersifat rekreatif guna menarik pengunjung. Serta
difokuskan pada sirkulasi dan batasan-batasan jelas antara area rekreasi dan
are perbelanjaannya.
Perumusan
Masalah
Untuk
merencanakan fasilitas pusat perbelanjaan dan rekreasi yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat, dan luar daerah yang ditujukan bagi keluarga,
para remaja tanpa batasan usia, agar tetap aman dan nyaman maka tetap
memperhatikan sarana sirkulasi dan informasi. Memenuhi kebutuhan pengunjung
dengan fasilitas-failitas yang lengkap agar terpenuhi kebutuhan jasmani serta
rohaninya. Memperhatikan interior dan eksterior yang rekreatif, menciptakan
suasana yang beda saat berbelanja dan juga memanfaatkan sarana rekreasinya
Deskripsi
Proyek
Pengertian
Pusat Perbelanjaan
·
Pusat menurut kamus besar Bahasa
Indonesia adalah tempat yg letaknya di bagian tengah, pokok pangkal atau yg
menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb)
·
Perbelanjaan adalah hal yang berhubungan
dengan uang untuk keperluan biaya. Menampung sekelompok pedagang eceran dan
pedagang jasa dalam suatu manajemen yang terorganisir.
Dapat disimpulkan bahwa pusat perbelanjaan adalah
sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan,
mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada
lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran
besar dari pusat perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar
yang dilayani. Didalamnya terdapat fasilitas seperti sarana hiburan yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perekonomian penduduk wilayah
setempat.
Konfigurasi umum pusat perbelanjaan contohnya
adalah gedung tertutup dan pasar terbuka.
Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
a.
Jenis Shopping Center berdasarkan lingkup atau skala
pelayanannya dan total luas area dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan,
yaitu :
(Shopping Centers, Planning, Development
& Administration, Edgar Lion P.Eng )
·
Neighbourhood Shopping
Center ( Pusat Perbelanjaan lokal/ lingkungan)
Shopping Center jenis ini biasanya menekankan pada pelayanan
barang kebutuhan sehari-hari. Luas lantai penjalan (Gross leaseble Area- GLA )
30.000 sq.ft sampai 100.000 sq.ft (2.870 m sampai 9.290 m ) dengan tingkat
pelayanan antara 5.000 penduduk sampai dengan 40.000 penduduk (skala lingkungan
radius 5 mil).Lokasi berada pada jalan utama lingkungan,mengelompok dengan
pusat perdagangan lingkungan.Serta mewadahi 5 – 25 toko eceran, supermaket
merupakan penyewa ruang utama serta dilengkapi dengan ruang untuk perdagangan
jasa.
·
Community Shopping Center (
Pusat Perbelanjaan Kawasan Wilayah )
Melayani jenis barang yang lebih luas GLA pada range 100.000 sq.ft
sampai 300.000 sq.ft (9.290 m sampai 27.870 m) tingkat pelayanan 40.000
penduduk sampai 150.000 penduduk (skala wilayah).Mewadahi 15 – 50 toko yang
terdiri dari junior department store, supermarket, convience store, kantor dan
bank ( ATM ).
·
Regional Shopping
Center ( Pusat Perbelanjaan Berskala
Kota )
Regional Shopping Center
(skala kota) mempunyai kriteria jangkauan pelayanan 150.000 – 400.000
jiwa atau lebih penduduk, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti
Departemen store, supermarket , shop
cinema, bank, toko-toko eceran, variety shop, convience store, restaurant dan
sebagainya. GLA pada rnge 300.000 sq.ft sampai 1.000.000 sq.ft (27.870 m2
sampai 92.990 m2 ) terletak pada tempat yang strategis dngan lokasi
perkantoran, rekreasi dan kesenian serta pencapaian dengan kendaraan memakan
waktu maksimal 25 menit.
b.
Dilihat dari jenis barang yang dijual ( Design for Shopping Centers, Nadine
Beddington ).
·
Demand (permintaan), yaitu yang menjual
kebutuhan sehari-hari yang juga merupakan kebutuhan pokok.
·
Semi Demand (setengah permintaan), yaitu
yang menjual barang-barang untuk kebutuhan tertentu dalam kehidupan
sehari-hari.
·
Impuls (barang yang menarik), yaitu yang
menjual barang-barang mewah yang menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu
untuk membelinya.
·
Drugery, yaitu yang menjual
barang-barang higienis seperti sabun, parfum dan lain-lain.
c. Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan
Sistem Banyak Koridor
·
Terdapat banyak koridor tanpa penjelasan
orientasi, tanpa ada penekanan, sehingga semua dianggap sama, yang strategis
hanya bagian depan / yang dekat dengan enterance saja.
·
Efektifitas pemakaian ruangnya sangat
tinggi.
·
Terdapat pada pertokoan yang dibangun
sekitar tahun 1960-an di Indonesia.
Sistem Plaza
·
Terdapat plaza / ruang berskala besar
yang menjadi pusat orientasi kegiatan dalam ruang dan masih menggunakan pola
koridor untuk efisiensi ruang.
·
Mulai terdapat hierarki dari lokasi
masing-masing toko, lokasi strategis berada di dekat plaza tersebut, mulai
mengenal pola vide & mezanin.
Sistem Mall
·
Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama
yang menghadap dua atau lebih magnet pertokoan dapat menjadi poros massa, dan
dalam ukuran besar dapat berkembang menjadi sebuah atrium.
·
Jalur itu akan menjadi sirkulasi utama,
karena menghubungkan dua titik magnet atau anchor yang membentuk sirkulasi
utama.
d. Unsur-Unsur Pusat Perbelanjaan
Didalam pusat perbelanjaan terdapat
beberapa unsur yang terbentuk dari elemen-elemen. ( Design for Shopping
Centers, Nadine Beddington ).
·
Anchor
(magnet).
Yang
fungsinya sebagai land mark, wujudnya berupa plaza dalam shopping center.
·
Secondary
Anchor.
Wujudnya
berupa toko-toko pengecer, retail store, supermarket, superstore, dan bioskop.
·
Street
Mall
Merupakan
perwujudan dari pelestarian yang berfungsi sebagai penghubung antar magnet.
·
Landscaping
(taman).
Merupakan
taman sebagai pembatas antara pusat perbelanjaan dengan lingkungan sekitar.
e.
Berdasarkan cara pelayanan dalam
perdagangan. (Design for Shopping Centers, Nadine Beddington ).
·
Personal
Service
Sistem
pelayanan dengan cara menawar, antara pedegang dan konsumen terpisah jelas.
·
Self
Service System
Sistem
memilih dan melayani sendiri menuju kasir untuk pembayaran lalu membawa sendiri
kebutuhannya. Sistem ini menuntut sistem keamanan yang tinggi, terutama dalam
hal pengawasan terhadap barang.
·
Self
Selection
hanya
ada beberapa karyawan toko yang akan melayani pembeli.
·
Self
Service
konsumen
mengambil dan melayani dirinya sendiri, menuju kasir, membayar lalu membawa
kebutuhannya sendiri. Sistem ini menurut keamanan yang tinggi terutama dalam
pengawasan.
·
Order
System
Konsumen
dan pedagang tidak bertemu secara langsung, pemesanan barang melalui sarana
komunikasi telepon, surat atau jaringan internet.
Pada hakekatnya, klasifikasi pusat perbelanjaan
adalah suatu bentuk pembinaan yang bertujuan untuk mengetahui kualitas pusat
perbelanjaan, untuk dapat ditetapkan penggolongan kelasnya.
Klasifikasi pusat perbelanjaan dapat
dibedakan menjadi:
pusat pebelanjaan dapat diklasifikasikan menjadi. (Menurut Gibberd
Frederict (1959:128-133)),
·
Pasar (market)
Rangkaian petak/stand dengan warung/both yang diatur berderetan pada ruang terbuka atau tertutup.
·
Toko
Berjejer (Shopping street)
Merupakan
deretan toko-toko disepanjang sisi jalan dengan pencapaian langsung dari jalan.
·
Area
Perbelanjaan (Shopping Precient)
Komplek
pertokoan dengan toko-toko menghadap ruang terbuka yang bebas dari kendaraan.
·
Toko
Serba Ada (Departement Store)
Merupakan
toko yang menyediakan segala macam kebutuhan dari kebutuhan primer sampai
kebutuhan pelengkap. Perletakan barang memiliki tata letak yang khusus untuk
memudahkan sirkulasi. Luas lantai 10.000 – 20.000 m2.
·
Pasar
Swalayan (Supermarket)
Merupakan
suatu pertokoan yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari, dengan sistem
self service dan area penjualan bahan makanan tidak lebih dari 15% dari seluruh
area penjualan. Luas lantai 1.000 – 2.500 m2.
·
Pusat Perbelanjaan (Shopping Center)
Merupakan
perkembangan bentuk dan gabungan dari dua jenis tempat perbelanjaan
(Departement Store dan Supermarket). Letaknya strategis dengan area yang
relatif cukup luas.
Definisi
rekreasi
Rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu “ creature
“ yang berarti mencipta, lalu diberi awalan “ re “ yang
sehingga berarti “ pemulihan daya cipta atau penyegaran daya cipta”. Kegiatan
rekreasi biasanya dilakukan diwaktu senggang (leasuretime). Leasure berasal
dari kata “licere” (latin) yang berarti diperkenankan menikmati
saat-saat yang bebas dari kegiatan rutin untuk memulihkan atau menyegarkan
kembali.
·
Rekreasi
dapat diartikan sebagai kegiatan penyegaran kembali tubuh dan pikiran; sesuatu
yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan; piknik. Sedangkan rekreatif
berarti bersifat rekreasi.
·
Rekreasi
adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan kembali fisik dan mental dari
kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mempertinggi daya kreasi manusia dalam
mencapai keseimbangan bekerja dan beristirahat.
·
Rekreasi
adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kesenangan dan
kepuasan.
·
Rekreasi
adalah penyegaran bagi kekuatan dan semangat setelah bekerja keras.
·
Rekreasi
adalah kegiatan di waktu luang atau santai.
Dari penjelasan masing-masing di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian rekreasi
adalah “ aktivitas yang
dilakukan pada waktu senggang yang bertujuan untuk membentuk, meningkatkan
kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (baik secara
individual maupun secara kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin
sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda
dan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan
lahir dan batin manusia”.
Tipe-tipe
tempat dan Bangunan Rekreasi
Menurut
Recreation Development Hand Book adalah
:
Resort/residential community
·
Resort
: tempat tujuan dengan waktu singkat yang menyediakan bermacam-macam aktifitas
rekreasi, seperti : penginapan, makan/minum, dan pertunjukan dengan latar
belakang susunan dari mewah sampai primitif.
·
Tujuannya
adalah memberikan variasi yang tidak ada batasnya dari pengalaman rekreasi dan
ditujukan juga bagi sekelompok besar wisatawan.
·
Bentuknya
berupa hotel atau motel di pinggir air, di pegunungan, dan tempat pemandian.
·
Dibangun
daerah rekreasi yang bernuansa alami, cenderung tradisional,misalnya dalam
bentuk air, kontur, tanah, dan iklim.
·
Mempunyai
jangka waktu operasional yang panjang.
Menurut Bovy dan Lawson (1977)
dalam a Handbook of Physical Planning, aktifitas rekreasi dikelompokkan dalam 5
kategori :
·
Kegiatan
yang dilakukan di dalam dan sekeliling rumah, seperti menonton TV, membaca,
mendengarkan musik, berkebun, dan sebagainya.
·
Kegiatan
dengan interaksi sosial seperti menonton film di bioskop, berbelanja, makan di
restoran, kunjungan keluarga, dan sebagainya.
·
Kegiatan
yang melibatkan seni budaya (kunjungan pameran seni, teater, konser musik).
·
Kegiatan
olahraga, seperti berenang, bola kaki, voli, golf, dan sebagainya.
·
Kegiatan
outdoor tidak resmi, seperti jalan-jalan, piknik, dan sebagainya.
Table
Kebutuhan Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki
(Penataan
Ruang Nasional, Ir. Iman Soedradjat, MPM)
fasilitas
|
aksesbilitas
|
keselamatan
|
kenyamanan
|
keindahan
|
kemudahan
|
interaksi
|
Prasarana
Ruang Pejalan Kaki
|
Harus dapat diakses
oleh semua pejalan
kaki termasuk yang
memiliki keterbatasan fisik
|
Ruang pejalan kaki
terpisah dari jalur
lalu lintas
kendaraan dan
memiliki ketinggian berbeda.
|
• Jalur memiliki lebar
yang nyaman (min 1,5
m).
• Jalur pejalan kaki
memiliki permukaan
yang
tidak licin
|
Ruang pejalan kaki memiliki
material penutup tanah yang
berpola dan memiliki daya
serap tinggi.
|
Jalur mudah dicapai
dan tidak terhalangi
oleh apapun;
Jalur harus menerus
dari titik ke titik lainnya
|
Jalur memiliki titik -
titik untuk dapat
interaksi sosial
lengkap dengan
fasilitasnya .
|
Perabot
Ruang
Pejalan Kaki
(Street
furniture)
|
Perabot ruang pejalan
kaki terletak pada lokasi
yang mudah dijangkau
|
Terletak pada titik -
titik yang aman dari
lalulintas kendaraan
|
Memiliki tingkat
kenyamanan yang
tinggi dengan bahan
yang sesuai dengan
kebutuhan.
Tata letaknya tidak
mengganggu alur
pejalan kaki.
|
Desain dapat mewakili
karakter lokal lingkungan,
sehingga memiliki kualitas
estetika yang baik.
|
Terletak pada titik
yang mudah untuk
dicapai.
|
Terletak pada titik -
titik interaksi sosial
agar dapat
memenuhi
kebutuhan aktifitas
sosial kota.
|
Tata
Informasi
(Signage)
|
Tata informasi harus
dapat terlihat dengan
mudah.
|
Terletak pada titiktitik
yang aman dari
tindakan
vandalisme.
|
Tata letaknya tidak
menggangu alur pejalan
kaki.
|
Desain dapat mewakili
karakter lokal lingkungan,
sehingga memiliki kualitas
estetika yang baik.
|
Terletak pada lokasi
yang mudah untuk
dilihat.
|
Signage papan
reklame dapat
diletakkan pada titik
interaksi sosial agar
dapat memenuhi
kebutuhan ekonomi
kawasan.
|
Ramp dan
marka
penyandang
cacat
(difable)
|
Harus dapat digunakan
oleh penyandang cacat
dalam me ncapai
tujuan.
|
Ramp dan marka
terletak pada lokasi
yang aman dari
sirkulasi kendaraan.
|
Memiliki derajat
kemiringan yang sesuai
standar kenyamanan
(1:12).
|
Memiliki penanda khusus
berupa pagar pembatas
ataupun garis berwarna.
|
Terletak pada titik
strategis pada arus
pedestrian padat.
|
Ramp dan marka
difable mengarah
pada titik
interaksi sosial.
|
Jalur hijau
|
Pemilihan jenis
tanaman yang dapat
berguna sebagai
penunjuk arah.
|
Terletak antara jalur
pejalan kaki dan
kendaraan.
|
Memiliki vegetasi peneduh
pejalan kaki untuk
penurun iklim mikro.
|
Memiliki vegetasi dekoratif
yang meningkatkan nilai
estetika ruang.
|
Vegetasi juga berupa
pengarah pada ruang
pejalan kaki
|
Vegetasi peneduh
yang lebih banyak
terletak pada titik
interaksi sosial.
|
Drainase
|
Drainase harus tidak
mudah terlihat oleh
pejalan kaki.
|
Jaringan drainase
tidak boleh
mengganggu
permukaan ruang
pejalan kaki
|
Jaringan drainase harus
selalu terpelihara
kebersihannya agar tidak
mengganggu aktifitas
pejalan kaki
|
Material penutup pada
jaringan drainase harus
selalu terpelihara
kebersihannya.
|
Jaringan drainase
memiliki titik -titik akses
pemeliharaan yang
mudah dijangkau.
|
|
0 komentar:
Post a Comment